Menlu Asosiasinegara-Negaraasiatenggara Fokus Bahas Laut China Selatan dan Pertempuran Myanmar

Menlu Asosiasinegara-Negaraasiatenggara fokus Merundingkan Laut China Selatan. Foto/EPA

JAKARTA – Para diplomat tinggi Untuk Asia Tenggara bergulat Bersama ketegangan Ke Laut China Selatan, Tanding yang Meresahkan Ke Myanmar, dan persaingan regional Pada mereka bertemu Ke Laos.

Pertemuan Ke Sabtu (27/7/2024) mempertemukan sekutu-sekutu Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ( Asosiasinegara-Negaraasiatenggara ) – termasuk Amerika Serikat, China, Rusia, Jepang, India, dan Australia – Untuk memperkuat hubungan mereka dan Merundingkan Permasalahan-Permasalahan Perlindungan yang kritis.

Pembantu Ri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba Ke ibu kota, Vientiane, Ke hari Sabtu dan diperkirakan Akansegera bertemu Bersama mitranya Untuk China, Wang Yi, Lantaran kedua Bangsa ingin memperluas pengaruh mereka Ke kawasan tersebut.

Beberapa jam Sebelumnya pembicaraan tersebut, Blinken mengecam “tindakan eskalatif dan melanggar hukum yang dilakukan Tiongkok Pada Filipina” Ke Laut China Selatan Pada ia berbicara kepada para Pembantu Ri luar negeri Untuk blok yang beranggotakan 10 Bangsa tersebut.

Filipina telah terkunci Untuk sengketa teritorial yang sudah berlangsung lama Bersama China atas beberapa Pada jalur air penting yang dilalui perdagangan senilai triliunan Matauang Asing setiap tahunnya.

Bangsa-Bangsa anggota Asosiasinegara-Negaraasiatenggara seperti Vietnam, Malaysia, dan Brunei juga Memiliki konflik Bersama Tiongkok Yang Terkait Bersama klaim kedaulatannya atas hampir seluruh Laut China Selatan.

Ke Di Permasalahan-Permasalahan lainnya, Blinken juga Akansegera Merundingkan kerja sama ekonomi dan krisis kemanusiaan Ke Myanmar, menurut pernyataan Untuk Departemen Luar Negeri AS.

Tidak ada pengumuman besar yang diharapkan Lantaran anggota Asosiasinegara-Negaraasiatenggara Memiliki pandangan yang berbeda tentang beberapa Permasalahan. Ada perpecahan Untuk kelompok tersebut tentang cara menangani klaim maritim Tiongkok.

Banyak yang khawatir bahwa konfrontasi langsung dapat menyebabkan konflik yang lebih luas. Indonesia juga telah Berkata kekhawatiran tentang apa yang dilihatnya sebagai Kartu Peringatan Beijing Pada zona ekonomi eksklusifnya.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Menlu Asosiasinegara-Negaraasiatenggara Fokus Bahas Laut China Selatan dan Pertempuran Myanmar