Conference of ISRA 2024 menjadi wadah gagasan-gagasan Terbaru Untuk Berusaha Mengatasi dampak Krisis Lingkungan Dunia. Foto/Conference of ISRA 2024
Conference of ISRA 2024 merupakan wadah Untuk akademisi, praktisi, serta khalayak umum Untuk diseminasi pengetahuan, utamanya yang berkaitan Didalam kegiatan pemberdayaan Komunitas dan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) perusahaan.
Berorientasi Ke Permasalahan Krisis Lingkungan, gelaran Conference of ISRA 2024 diharapkan mampu menghasilkan gagasan-gagasan Terbaru, serta kolaborasi inklusif Untuk Berusaha Mengatasi dampak Krisis Lingkungan Dunia.
Konferensi diawali Didalam paparan pengantar Yang Terkait Didalam tema utama yang diusung, yakni “Confronting Climate Change: Survive to Revive” Didalam keynote speaker Conference of ISRA 2024, Prof Dr Pramaditya Wicaksono, Guru Besar bidang Penginderaan Jauh Biodiversitas Pesisir Fakultas Geografi UGM.
Pramaditya, Untuk sambutan pengantar, menyoroti kebermanfaatan padang lamun Untuk penanggulangan Krisis Lingkungan. Padang lamun 35 kali lebih efisien menyerap karbon dibandingkan hutan tropis.
Menurutnya, walaupun padang lamun tidak begitu karismatik seperti mangrove dan terumbu karang, tetapi nilai ekonominya lebih tinggi.
“Indonesia menjadi pusat biodiversitas padang lamun Untuk dunia. Agar jika benar-benar diniatkan, Indonesia Akansegera berperan lebih Untuk Memangkas emisi tingkat dunia berbasis ekosistem Lewat padang lamun,” kata Pramaditya.
Tak berbeda jauh Didalam gelaran Conference of ISRA tahun Sebelumnya Itu, konferensi kali ini membuka penerimaan paper ilmiah Didalam tiga topik Studi Untuk para pesertanya.
Tiga topik Studi tersebut adalah Praktik Pembaruan Komunitas Untuk Berusaha Mengatasi Krisis Lingkungan (Community Development Practices to Face Climate Change), Pembaharuan Berkelanjutan Untuk Berusaha Mengatasi Krisis Lingkungan (Sustainable Innovation to Confront Climate Change), dan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan Untuk Merespons Dampak Krisis Lingkungan (Sustainable Environmental Management to Respond to the Impacts of Climate Change).
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Upaya Adaptif Atasi Krisis Lingkungan Dunia