Israel Tolak Gencatan Senjata, Gempur Hizbullah Bersama Kekuatan Penuh

TEL AVIV – Israel telah menolak gencatan senjata 21 hari Bersama Hizbullah Lebanon sebagaimana yang diusulkan Amerika Serikat (AS) dan Prancis.

Sebagai Alternatif, militer Zionis diperintahkan Untuk terus bertempur Bersama kekuatan penuh Untuk melumpuhkan kelompok milisi pro-Iran tersebut.

Penolakan gencatan senjata itu diumumkan Kantor Perdana Pembantu Pemimpin Negara (PM) Israel Benjamin Netanyahu.

“Ini adalah usulan AS-Prancis yang Malahan tidak direspons Dari perdana Pembantu Pemimpin Negara. Berita tentang apa yang disebut arahan Untuk memoderasi Arena Ke utara juga merupakan kebalikan Bersama kebenaran,” kata Kantor PM Netanyahu Untuk sebuah pernyataan, seperti dikutip Newsweek, Jumat (27/9/2024).

Pasukan Lini Di Israel (IDF) mengatakan bahwa mereka terus menyerang Hizbullah Ke beberapa Daerah Lebanon Untuk melemahkan dan melemahkan kemampuan Hizbullah dan infrastrukturnya.

Sekadar diketahui, AS, Prancis, dan sekutu lainnya bersama-sama menyerukan gencatan senjata segera Di 21 hari Untuk memungkinkan Perundingan Untuk konflik yang Meresahkan Ditengah Israel dan Hizbullah—yang telah menewaskan lebih Bersama 600 orang Ke Lebanon Untuk beberapa hari terakhir.

Pernyataan bersama mereka, yang dinegosiasikan Ke sela-sela Sidang Umum Organisasi Internasional Ke New York, mengatakan Arena Terbaru-Terbaru ini tidak dapat ditoleransi dan menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima Bersama eskalasi regional yang lebih luas.

Pembantu Pemimpin Negara Keuangan Israel Bezalel Smotrich Ke hari Kamis juga menolak gagasan gencatan senjata 21 hari Ditengah Israel dan Hizbullah.

Smotrich, anggota Kunci pemerintahan Gabungan Parpol PM Netanyahu, bersikeras bahwa melanjutkan Konflik Bersenjata melawan Hizbullah adalah satu-satunya jalan Hingga Di Untuk Israel.