Kapal-kapal tanker Migas melintasi perairan. Foto/sputnik
Perkembangan itu dilaporkan Reuters. Iran menyerang Israel Didalam rentetan rudal Ke 1 Oktober, yang disebutnya sebagai respons atas Kejahatan Keji para pemimpin Hamas dan Hizbullah.
Israel telah bersumpah Bagi Menyediakan “respons yang kuat” Sesudah berkoordinasi Didalam AS.
Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan telah memberi tahu Washington bahwa mereka tidak Berencana mengizinkan jet Israel menggunakan Area udara mereka Bagi melakukan serangan, Reuters melaporkan, mengutip tiga sumber yang Didekat Didalam pemerintah mereka.
“Iran telah Berkata: ‘jika Bangsa-Bangsa Teluk membuka Area udara mereka Bagi Israel, itu Berencana menjadi tindakan Konflik Bersenjata’,” ungkap kantor berita itu mengutip Ali Shihabi, analis Arab Saudi yang Didekat Didalam istana kerajaan, seperti yang dikatakan.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dilaporkan Menyoroti potensi serangan Israel Didalam Pembantu Presiden Pembantu Presiden Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araqchi Ke Rabu, menurut sumber Ke kedua belah pihak.
Dua pejabat Iran mengonfirmasi kepada kantor berita tersebut bahwa Teheran telah memperingatkan Riyadh agar tidak membantu Israel, Didalam mengatakan Teheran tidak dapat menjamin Perlindungan fasilitas Migas Arab Saudi Untuk skenario seperti itu.
Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, dan UEA sangat ingin meredakan situasi, menurut sumber-sumber Teluk kepada Reuters.
“Kita Berencana berada Ke Ditengah-Ditengah Konflik Bersenjata rudal,” ungkap salah satu sumber Teluk. “Ada kekhawatiran serius, terutama jika serangan Israel menargetkan instalasi Migas Iran.”
Sumber Teluk lainnya yakin bahwa AS “tidak Berencana membiarkan Konflik Bersenjata Migas meluas,” Sebab hal ini Berencana berdampak negatif Ke Potensi Wakil Ri Kamala Harris Bagi memenangkan Pemilihan Umum Ri Ke bulan November.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Bangsa-Bangsa Arab Takut Diserang Iran Jika Bantu Israel, Kini Minta Tolong AS