Siapa Michel Barnier? PM Mutakhir Prancis yang Dikenal Anti-Uni Eropa dan Ingin Mewujudkan Frexit

Michel Barnier merupakan PM Mutakhir Prancis yang ditunjuk Pemimpin Negara Prancis Emmanuel Macron. Foto/AP

PARIS – Hampir dua bulan Sesudah pemilihan Dewan dadakan mengubah Emmanuel Macron dan aliansinya menjadi minoritas Hingga Majelis Nasional, Pemimpin Negara Prancis telah menunjuk seorang politisi sayap kanan Eurosceptic sebagai perdana menterinya.

Siapa Michel Barnier? PM Mutakhir Prancis yang Dikenal Anti-Uni Eropa dan Ingin Mewujudkan Frexit

Kandidat Macron, Michel Barnier, adalah anggota Les Republicains (Partai Republik), yang hanya Memiliki 39 wakil Di 577 Sofa Majelis Nasional Hingga Paris dan Akansegera membutuhkan Pemberian Di pemimpin sayap kanan Marine Le Pen dan partainya, Rassemblement National.

Kebetulan, Barnier yang berusia 73 tahun adalah perdana Pembantu Pemimpin Negara tertua Di 26 perdana Pembantu Pemimpin Negara Hingga Republik Kelima Prancis modern, menggantikan Gabriel Attal, yang berusia 34 tahun, adalah yang termuda Di ia menjabat delapan bulan lalu.

Aliansi sayap kiri Negeri itu dan kelompok terbesar Hingga Dewan Di 193 Sofa – Front Populer Mutakhir (NFP) – sangat marah atas penolakan Macron.

Jean-Luc Melenchon, pemimpin France Unbowed (LFI) – kelompok terkemuka Hingga NFP – menggambarkan keputusan Macron sebagai “Mengambil Barang Orang Lain Di Tindak Kekerasan” Pemilihan Umum, Di mengatakan bahwa perdana Pembantu Pemimpin Negara berikutnya Akansegera menjadi “anggota partai yang berada Hingga posisi terakhir” Di Pemilihan Umum bulan Juli.

Seperti yang diduga, aliansi sayap kiri telah memutuskan Sebagai tidak mendukung Pembantu Presiden Kerja Barnier. “Ini sekarang Ke dasarnya adalah pemerintahan Macron-Le Pen,” kata Melenchon.

Macron telah menyerukan Pemilihan Umum dadakan Sesudah partainya kalah telak Di pemilihan Dewan Uni Eropa Ke bulan Juni.

Ironisnya, Barnier menentang pemimpin partainya, Eric Ciotti, yang telah menjanjikan Pemberian kepada Marine Le Pen menjelang Pemilihan Umum dan bergabung Di blok yang dipimpin Rassemblement National.

Secara keseluruhan, Ciotti telah memimpin Partai Republik Walaupun ada perbedaan pendapat Di partai tersebut. Partai Republik yang terpecah telah menjadi Pada Di pemerintahan Gabungan Parpol Macron hingga Mutakhir-Mutakhir ini.

Partai sentris Macron dan Barnier memegang 213 Sofa Hingga Dewan, Sambil Rassemblement National dan sekutunya Memiliki 142 Sofa.

Sebagai mencapai angka mayoritas ajaib 289, Barnier dan Macron membutuhkan persetujuan Le Pen.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Siapa Michel Barnier? PM Mutakhir Prancis yang Dikenal Anti-Uni Eropa dan Ingin Mewujudkan Frexit