Jakarta –
Terapi kretek-kretek menjadi salah satu prosedur yang begitu populer Di Di Komunitas. Prosedur yang Memiliki ciri khas bunyi sendi ‘kretek’ ini Malahan dipercaya sebagian orang dapat mengatasi skoliosis atau kelainan tulang Dibelakang yang ditandai Bersama kelengkungan tidak normal berbentuk huruf S atau C.
Apakah memang terapi kretek-kretek ini bisa menjadi salah satu prosedur mengatasi skoliosis? Spesialis ortopedi dr Phedy SpOT(K)-Spine menuturkan bahwa terapi kretek tidak disarankan Untuk pasien skoliosis.
“Nggak, kretek itu merusak sendi sama bantalan, tapi nggak bikin skoliosis. Nggak dianjurkan,” kata dr Phedy ketika ditemui Bersama awak media, Kamis (16/5/2024).
Ketika seseorang menjalani terapi kretek, tak sedikit Bersama mereka yang merasakan rasa nyaman dan lega setelahnya. Tetapi, dr Phedy berpendapat sensasi nyaman tersebut hanya bersifat Sambil dan tidak Menyediakan manfaat, khususnya Di pasien skoliosis.
“Nah, ketika otot itu kaku Di kretekin, otot itu ketarik. Makanya orang rasanya enak. Padahal Di dalamnya dia merusak sendi-sendi dan bantalannya. Harusnya kalo pegel itu ya diatasi Bersama Aktivitasfisik, stretching otot. Karena Itu bukan Di kretek-kretekin,” sambung dr Phedy.
dr Phedy menuturkan agar otot tidak terus merasa kaku, ada baiknya Komunitas menerapkan Pertarungan Persahabatan atau Aktivitasfisik secara rutin. Ia juga menyarankan beberapa Aktivitasfisik yang disarankan Untuk pasien skoliosis yang kemiringannya masih Di bawah 45 derajat.
Menurutnya, tetap aktif Latihan dapat melatih tubuh dan otot punggung menjadi lebih baik.
“Karena Itu disarankan stretching, Aktivitasfisik yang melatih postur, gelantungan sesering Bisa Jadi, rowing, Renang, Peregangan, pilates, gym. Durasi berapa pun nggak masalah, asal kerajinannya harus rajin. Dua sampai tiga kali Di seminggu,” tandasnya.
Simak Video “Fuji Ngaku Kesulitan Syuting Sebab Idap Skoliosis“
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Jangan Sembarangan Terapi Kretek-kretek Untuk Atasi Masalah Tulang, Ini Bahayanya