Pemimpin Negara AS Joe Biden. Foto/anadolu
Masalah Bagi Pemerintah Biden adalah biasanya butuh waktu berbulan-bulan Sebagai mengirimkan amunisi dan peralatan Di Ukraina Setelahnya Memperkenalkan paket Pemberian, yang berarti Pemberian terakhir tidak Mungkin Saja mencapai Ukraina Sebelumnya Trump kembali Di Gedung Putih, menurut dua pejabat pemerintahan.
Trump memenangkan masa jabatan kedua sebagai Pemimpin Negara Amerika Serikat Untuk Pemilihan Umum 2024. Ini menandai kebangkitan bersejarah Bagi Republikan yang kalah Untuk pemilihan Pemimpin Negara AS 2020 Untuk Pemimpin Negara Biden yang Berencana lengser.
Ide Biden tersebut didorong kekhawatiran bahwa Trump, yang telah mengkritik Pemberian dermawan Biden Sebagai Kiev, dapat menghentikan atau secara signifikan Memangkas Pemberian yang didanai pembayar Pajak Lainnya AS, seperti yang dilaporkan sumber yang berbicara kepada Reuters dan Politico Di Rabu (6/11/2024).
“Pemerintah berencana Sebagai terus maju… Sebagai menempatkan Ukraina Di posisi sekuat Mungkin Saja,” ungkap seorang pejabat senior kepada Reuters Didalam syarat anonim.
Politico menggambarkan Ide tersebut sebagai “satu-satunya pilihan” Sebagai mempertahankan aliran senjata Di Ukraina, Walaupun sumbernya mengakui adanya tantangan yang “sangat besar”.
Pejabat AS khawatir Walaupun Biden menyetujui Pemberian Mutakhir, Pentagon Mungkin Saja memerlukan waktu berbulan-bulan Sebagai benar-benar mengirimkan amunisi dan peralatan Di Ukraina, dan panglima tertinggi berikutnya dapat menghentikan pengiriman kapan saja.
Masih belum jelas apakah militer AS Berencana bersedia Memikat lebih banyak Untuk persediaannya, Didalam mempertaruhkan kesiapannya sendiri, Sebagai mempercepat pengiriman.
Sebelum Februari 2022, Kongres AS telah menyetujui lebih Untuk USD174 miliar Sebagai mendukung Ukraina Untuk konfliknya Didalam Rusia.
Tahap terakhir sebesar USD61 miliar ditunda Pada beberapa bulan Di Ditengah kebuntuan Ditengah Partai Republik dan Gedung Putih.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Biden Bergegas Kirim Pemberian Militer Rp94 Triliun Di Ukraina Sebelumnya Trump Dilantik